Jumat, 20 November 2009

Pengangguran di Jayapura

Faktor penarik

Menurut Kepala Badan Kepegawaian Kota Jayapura Marthnus Asmuruf, SH, MSi, faktor utama yang menyebabkan membludaknya pencari kerja terutama saat penerimaan CPNS di kota Jayapura salah satunya adalah fasilitas publik yang ditawarkan kota Jayapura jauh lebih baik dari daerah-daerah lain di Papua, yang sebagian besar masih terisolir.

Himbauan

Untuk para pelamar Martinus Asmuruf menghimbau agar taat pada setiap ketentuan umum, yang berlaku seperti kelengkapan berkas dan batas usia maksimum untuk mendapatkan hasil yang objektif dan optimal karena yang dibutuhkan adalah SDM (Sumber Daya Manusia), yang benar-benar berkualitas. Karena alokasi formasi yang terbatas dibandingkan jumlah pelamar, maka bagi pelamar yang tidak lulus tidak perlu berkecil hati. “Masih ada kesempatan lain. Lagian sektor swasta banyak tersedia lapangan pekerjaan yang baik,” imbuhnya.

Kebijakan Pemkot

Kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah kota bagi yang dinyatakan lulus harus menandatangani surat pernyataan untuk mengabdi minimal 15 tahun baru bisa mengajukan permohonan pindah ke daerah lain. Kenyataan diwaktu lalu banyak PNS yang baru mengabdi satu atau dua tahun sudah mengurus kepindahan kedaerah asalnya. ”Jika tidak demikian maka kita (pemerintah kota) akan dirugikan karena terjadi pengurangan formasi terutama para pendidik (guru), sementara kita masih sangat kekurangan tenaga pendidik di lingkungan kota Jayapura,” kata Asmuruf mengakhiri pembicaraan.

Kestabilan Perekonomian

Sementara itu di lain tempat Kepala Dinas Ketenagakerjaan kota Jayapura Sabar Simbolon SE, terkait membludaknya pencaker di kota Jayapura mengungkapkan bahwa jumlah pencari kerja di kota Jayapura yang semakin meluap, menjadi salah satu permasalahan krusial bagi pemerintah kota. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain migrasi besar-besaran ke kota Jayapura, laju pertumbuhan penduduk, investor yang masih kurang, inflasi yang berfluktuasi, serta pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil.

Unemployment (Pengangguran terbuka)

Pengurusan kartu pencari kerja yang marak saat penerimaan formasi CPNS setiap tahunnya menjadi salah satu indikasi dan dasar perhitungan jumlah pengangguran di kota Jayapura. Menurut Sabar Simbolon jumlah pencari kerja untuk kota Jayapura tahun 2008 sampai dengan tanggal 16 Februari 2009 tercatat sebanyak 23.500 pencari kerja, namun jumlah ini belum dapat divonis sebagai total pengangguran terbuka (Open unemployment) secara keseluruhan. Angka ini masih bisa diklasifikasikan berdasarkan status pencari kerja, yaitu : pencaker yang benar-benar menganggur atau pengangguran terbuka diperkirakan sebesar 17.000 pencaker, dan sisanya pencaker yang saat ini sedang bekerja baik dari sektor informal, maupun swasta. Jumlah pencaker tahun 2008 ini menunjukkan kenaikan 10 % dibanding tahun 2007. “Dari data ini 60 %-nya merupakan lulusan SLTA, sementara kenaikannya merupakan pencaker yang lulus pada tahun 2008, baik SLTA maupun perguruan tinggi, serta pencari kerja dari derah lain yang berduyun-duyun datang ke kota Jayapura, ” ungkap Sabar Simbolon.

Pencaker Asli Papua

Disnaker sendiri mengklasifikasikan pencaker yang berasal dari luar dengan penduduk asli Papua Sampai dengan tanggal 16 Februari Disnaker mencatat data pencari kerja untuk orang Papua asli sebanyak 20.304 orang yang terdiri atas 11.990 laki-laki dan 8.314 perempuan. Dengan demikian pencaker yang berasal dari luar Papua di kota Jayapura sebanyak 3.196 orang. Dapat disimpulkan bahwa Pencaker asli orang Papua masih mendominasi jumlah pencaker di kota Jayapura yang mencapai 86% sedangkan sisanya berasal dari warga pendatang.

Tidak menjanjikan

Terkait soal fenomena banyaknya pencari kerja yang berlomba-lomba mendaftar CPNS, menurut Sabar Simbolon hal ini cukup mengherankan. ” Ditinjau dari segi penghasilan menjadi seorang PNS bukanlah pekerjaan yang menjanjikan, apalagi jika mereka tidak mempunyai pendapatan dari sektor lain, maka taraf ekonomi mereka tidak jauh beda dengan pekerja lainnya (Swasta atau Informal),” kata Sabar.

Alternatif

Menurut Sabar Simbolon cukup banyak alternatif yang disediakan pemerintah untuk menekan angka pengangguran misalnya pelatihan bahasa inggris, dan komputer, tata rias, driver yang nantinya dapat langsung terserap pada lapangan kerja yang membutuhkan. Selain itu pemerintah juga telah menggalakkan program padat karya, walaupun semuanya itu masih sering terbentur pada masalah pembiayaan. “Papua sebenarnya sangat luas dan punya potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja dan wira usaha sehingga pencari kerja yang tidak lulus CPNS tidak perlu bersikap stagnan atau apatis,” himbau Sabar. (OruCR 2-PatCR 8).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar