Rabu, 20 Januari 2010
Awal Mulus Gabus Sentani
Musim Kompetisi Liga Indonesia 2008/2009, sepertinya menjadi bulan madu bagi klub-klub asal Papua. Tercatat dua tim sepakbola yaitu Persipura dan Persiwa Wamena, memuncaki klasmen akhir Indonesia Super League di akhir kompetisi, yang mendaulat mereka sebagai wakil Indonesia di ajang Liga Champion Asia Maret 2009. Sementara dua tim lainnya yaitu Persiram Raja Ampat dan Persidafon Dafonsoro, menembus Divisi Utama Liga Indonesia. Satu tim lainnya yaitu Perseman Manokwari, sebelumnya telah berada di kasta kedua Liga Indonesia tersebut.
Sebelum kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia dimulai, berbagai persiapan dilakukan oleh tim Persidafon Dafonsonro. Pembenahan tehnik dan skill, dan mental menjadi menu utama coach Freddy Mulli, sebelum masuk pada tahap pematangan kerjasama. Training center pun dilakukan di kota “apel” Malang.
Di Grup II Persidafon akan “dikeroyok” oleh sepuluh tim asal Jawa, plus satu tim asal Kalimantan Timur, yaitu Mitra Kukar. Sadar akan menghadapi tim-tim yang lebih berpengalaman di kancah Liga Indonesia di grup II semisal Persikota Tangerang, Persis Solo, PSIS Semarang, dan Persikab Kabupaten Bandung, dan demi merealisasikan target menembus ISL musim depan, manajemen kemudian merekrut sejumlah pemain yang pernah memperkuat Timnas seperti Bejo Sugiantoro, Uston Nawawi, Purwanto, Ellie Aiboy, dan tidak lupa juga bakat alam Papua seperti Patrick Wanggai, dan Okto Maniani, yang disebut sebagai rising star baru, serta sejumlah pemain asing sepperti Carlos Raul asal Argentina, Javier Rocha Sapulveda asal Chili, dan Bruno Casmir asal Kamerun.
Bukan hanya pembenahan tim, stadion Bas Youwe yang menjadi markas tim juga dipermak sehingga mampu menggelar laga sekelas Divisi Utama Liga Indonesia. Melalui dana APBD, fasilitas seperti ruang konfrensi pers, ruang ganti, tribun peralatan menjadi prioritas perbaikan.
Tidak lupa juga rumput yang didatangkan langsung dari Malang, yang merupakan rumput kualitas import. Tidak heran jika stadion berkapasitas 6.000 penonton ini menjelma menjadi salah satu stadion terbaik di wilayah timur. “Semuanya dari dana APBD. Tidak ada bantuan pemprov. Lampu stadion yang kami usulkan pun tidak mendapat tanggapan, demikian pula dari Menteri Pemuda dan Olahraga. Tapi secara umum kami tidak mendapat hambatan yang serius, termasuk soal dana,” kata Wakil Sekretaris Persidafon Dafosoro, Alfius Demena.
Setelah semua usaha dilakukan tentu harapan besar kemudian dibebankan pada tim berjuluk gabus Sentani ini. ”Yang dibutuhkan Persidafon adalah prestasi dan bukan pembinaan lagi untuk itu semua pemain dan pelatih dituntut untuk memberikan kotribusi dan loyalitas yang tinggi terhadap Persidafon karena Persidafon ini bukan hanya milik Pemkab Jayapura tetapi milik seluruh masyarakat Kabupaten Jayapura dan Papua secara umum. Dengan kontribusi yang maksimal itu Persidafon ditergetkan bisa melenggang ke kasta ISL musim depan,” kata sang manejer, Habel Melkias Suwae, di sela acara launcing skuad Persidafon Dafonsoro musim kompetisi 2009/2010 pada Oktober 2009 lalu di Gunung Merah, Sentani.
Kompetisi baru bergulir beberapa partai, namun tanda-tanda bakal terealisasinya harapan publik kenambai umbai untuk menyaksikan tim kesayangannnya berlaga di ISL musim depan bakalan terwujud.
Pada 25 November 2009, Persidafon melakoni debutnya, dengan bertandang ke kandang PPSM Sakti Magelang, yang berakhir dengan skor 0-0. Laga kedua, Persidafon harus melalui partai awaynya melawan mantan penghuni ISL PSIS Semarang, namun dengan semangat juang tinggi, anak-anak Dafonsoro, berhasil meraup satu poin, dengan memaksakan skor imbang 1-1. Dua laga berikutnya menjadi ajang pembantaian klub ini. Tanggal 06 Desember 2009 bermain di stadion Bas Youwe, dengan mendapat dukungan penuh dari suporter fanatiknya Persidafon menggunduli Persis Solo, dengan skor telak 6-0, disusul kemudian dengan mempermak tim asal Kabupaten Bandung Persikab empat hari kemudian, dengan skor 4-2. Tak pelak perolehan poin dari empat laga awal ini medongkrak posisinya ke urutan kedua klasmen sementara grup II. Sebuah kado natal bagi publik sepakbola Jayapura.
Euforia tentu saja menyelimuti para Cyclopmania. Koordinator Suporter Boy Eluay, mengungkapkan kegembiraannya. “Saya optimis dengan hasil yang telah diraih bahwa musim depan Persidafon bakal menembus ISL. Untuk memaksimalkan dukungan, kami akan membentuk yayasan suporter berikut elemen-elemen di beberapa titik, bahkan instansi pemerintah. Kami juga berharap dukungan dari luar Kabupaten Jayapura,” kata Boy. Boy juga berharap agar suporter Persidafon bisa menjadi suporter yang cinta damai, dan menjadi panutan bagi kelompok suporter tim lain di Indonesia. “Tentu saja tim juga harus bermain fair play, sehingga tidak memancing kericuhan,” tambahnya.
Asisten pelatih Erens Pahelerang mengatakan bahwa grup II merupakan grup neraka, karena dihuni, oleh tim-tim yang sudah pengalaman di kancah sepakbola nasional, namun dengan persiapan matang dan melihat hasil yang sudah ada, maka ia yakin timnya mampu membuat kejutan. “Target kami tentu saja lolos ke ISL musim depan. Kualitas pemain yang direkrut sangat baik, yang merupakan pemain senir, yang telah mempunyai jam terbang tinggi. Mereka diharapkan menjadi penyeimbang tim. Mereka pun bisa langsung nyetel, dengan pemain lama. Pemain-pemain muda, juga tidak kalah bagus skillnya, walaupun masih minim pengalaman. Masih butuh pembinaan,”.
Erens juga tak menampik adanya kelemahan, yang masih menghantui anak-anak asuhnya. “Faktor mental seperti cepat puas dengan hasil sementara yang dicapai menjadi salah satu kelemahan kami, namun kami akan benahi secara pelan-pelan,” kata Erens.
Hal senada juga diungkapkan oleh Demena bahwa bergabung di grup II, yang dihuni oleh tim-tim eks ISL, Persidafon akan mendapat lawan-lawan berat. “Tim-tim yang terdegradasi dari ISL, sejatinya menjadi klub-klub kuat di Divisi Utama.
Dengan materi yang ada, dan melihat hasil pada awal kompetisi kami optimis mampu bersaing memperebutkan tiket ke ISL musim depan. Ini tergantung pelatih, bagaimana menyusun komposisi pemain yang tepat, di setiap laga, untuk memberikan hasil terbaik,”. (Tin/Bet/Pat)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar